Tips Ekstrim SEO
Tingkatkan kunjungan/traffic blog anda dengan cara basi, gila, alami namun terbukti sangat efektif. Hanya ada di Indonesia ...GRATIS...!!![...Selengkapnya disini...]

Senin, 31 Agustus 2009

21 CARA MEMENANGI BISNIS (1)

(by Laura Tiffany, February 01, 2006, artikel ini mula² diterbitkan di Entrepreneur.com pada tahun 2001. Diperbaharui dengan informasi baru pada tahun 2006)

Meskipun Anda terus berdoa dan berharap, bisnis Anda tidak bisa terus berjalan mulus. Anda tetap harus berusaha, dan untuk itu kami punya beberapa tips bagi Anda.



Sudah kami temukan nih, solusi pemasaran yang sempurna untuk Anda. Pertama-tama, tutup mata Anda. Sekarang, peluk monitor komputer Anda. Dengan menggunakan teknologi paling-rahasia yang dikembangkan di laboratorium Entrepreneur.com, dengan seketika akan kami kirimkan daftar pelanggan yang tak-habis²nya ke otak Anda dan bisnis wirausaha Anda. Wah, agaknya, tak bisa nih. Tetapi ini bukan karena kami tak punya teknologi-nya, lho (hanya tinggal satu logaritma lagi, sumpah deh), sungguh kami ingin membantu Anda menolong diri Anda sendiri. Untuk itu, kami berikan Anda sesuatu yang lebih baik : 21 ketrampilan memasarkan, yang akan membantu Anda menemukan pelanggan² yang akan mengisi koper² bisnis Anda. Cetaklah kiat ini, kirimkan dan padukan ia ke dalam rencana pemasaran Anda dan bersiaplah untuk kebanjiran penjualan.

A. KIAT-KIAT DASAR:

1.CIPTAKAN SARANA PEMASARAN YANG BERKUALITAS.
Ini tidak berarti Anda harus mengalokasikan 75 persen anggaran Anda untuk biaya² cetak, slide presentasi dan situs Web. Namun, memang ini berarti Anda harus berpikir dalam² tentang (memvisualisasikan) target yang Anda ingin capai. "Silahkan duduk, dan buatlah daftar segala yang Anda perlukan setiap kali Anda menghubungi klien atau calon pelanggan, termasuk paket stasioneri, alat² presentasi dan brosur²," nasehat pakar pemasaran Kim T. Gordon, Ketua National Marketing Federation Inc. dan kolumnis Entrepreneur.com. "Selanjutnya, jika Anda tidak bisa [mengusahakan] untuk mencetaknya segera, paling tidak pekerjakanlah seorang disainer dan seorang penulis untuk menciptakan bahan² tsb sehingga Anda memilikinya di dalam disk." Namun, jika hal inipun membuat tulang-belakang rekening bank Anda gemetaran, temukanlah cara² kreatif untuk mengatasinya: Sewalah seorang mahasiswa seni atau pemasaran dari universitas lokal, atau barterlah jasa Anda dengan wirausahawan yang lain.

2. SAMBUTLAH KLIEN DENGAN 'GAYA'
Voice mail boleh jadi tak cocok untuk rencana pemasaran Anda, namun seandainya nih, seorang klien potensial menelepon dan anak Anda yang menjawab, klien tsb tentu akan raib sebelum Anda menjadikannya klien Anda. Maka usahakanlah punya Voice mail yang profesional (Telkom menawarkan beberapa pilihan, lho) dengan beberapa perangkat, demikian nasehat Gordon, sehingga penelpon bisa menekan "1" untuk mendengar lebih banyak tentang jasa Anda, "2" untuk alamat web dan e-mail Anda, dll.

3. FOKUSLAH SETAJAM MUNGKIN
Daripada menghabiskan waktu dalam usaha menjangkau semua orang, lebih baik batasilah target audiens Anda hanya pada prospek² yang sangat berkualitas. Daripada mengunjungi tujuh grup jaringan setiap dua bulan, kunjungilah hanya dua grup dengan prospek² terbaik setiap minggu. "Daripada memasarkan ke 5000 perusahaan, pilih sajalah beberapa lusin perusahaan yang benar² memenuhi syarat dan jalinlah hubungan rutin dengan mereka," ujar Gordon. Hubungilah mereka, kirimi bahan² pemasaran Anda, dan kemudian ajaklah untuk bertemu. Ini akan menghemat waktu dan uang Anda.

4. MANFAATKAN PAMERAN NIAGA SEBAIK2NYA
Nah, ini paduan tips, buah pikiran Rick Crandall, seorang pembicara, konsultan, dan pengarang buku² pemasaran:
Jika Anda belum juga dapat toko, usahakanlah mendapat seseorang yang bisa berbagi tokonya dengan Anda. Anda bantu mereka menjalankan toko, dan mereka dapat orang lokal yang bisa memandu mereka melihat-lihat kota. Jika Anda memutuskan tidak perlu toko, oke maju terus. Anda selalu bisa koq berbisnis dengan peserta² pameran (exhibitors) – tapi pastikanlah untuk menghargai waktu mereka dengan para pelanggannya sebelum Anda mendekati mereka sebagai mitra yang ingin berbagi bisnis (B2B). Setelah mengikuti seminar, yakinkanlah sungguh² bahwa Anda menjalankan kiat² seminar tsb. Apa gunanya ikut seminar jika Anda berakhir di bak sampah? Pusat Riset Industri Pameran menyatakan di tahun 2000, 88% peserta pameran tidak dihubungi oleh orang² penjualan. Coba perbaiki statistik tsb.

5. LAKUKAN INTELEJEN KOMPETITIF SECARA ONLINE
Ketika Joyce L. Bosc memulai Boscobel Marketing Communications Inc. pada tahun 1978 di rumah-nya di Silver Spring, Maryland, dia tidak tahu apa² tentang kompetisi yang sedang berlangsung. Sekarang ini, dia berkata, wirausahawan sudah jauh lebih mudah. "Sebagai bisnis rumahan [di tahun 1978], bagaimana Anda bisa tahu apa yang sedang dilakukan pesaing Anda, apa yang sedang mereka bebankan, atau klien seperti apa yang mereka punya?" ujar Bosc, yang sekarang perusahaannya punya 18 karyawan dan tidak lagi berbasis rumah. "Hari ini, informasi itu sepenuhnya ada di ujungjari Anda." Jadi, temukanlah situs pesaing Anda dan carilah informasi.

B. BERSIKAPLAH BERSAHABAT:

6. TAWARKAN BANTUAN ANDA
Ingin dikenal sebagai seorang pebisnis yang baik -- dan sebagai seorang budiman? Bantulah orang². Ellen Cagnassola mendirikan bisnis sabun buatan-tangan, MaryEllen's Sweet Soaps di Fanwood, New Jersey. Salah satu perolehan bisnisnya yang terbesar adalah berita mulut-ke-mulut yang dihasilkan bukan hanya karena kerjanya yang baik, tetapi juga karena kebajikannya. "Aku [siap menjadi] orang pertama yang membantu orang lain, dan aku menawarkan gagasan dengan gratis," ujar Cagnassola. "Aku pikir, hal ini dan antusias-ku terhadap bisnisku lah yang membuat orang² ingin menjadi bagian dari kesuksesan-ku." Di manakah ia menawarkan bantuan? Pusat Bisnis Wanita New Jersey dan Komite Revitalisasi di kota asalnya adalah beberapa tempat dimana ia berbagi kemampuan.
Cara lain untuk membantu masyarakat Anda dan bisnis Anda adalah dengan menyelaraskan diri Anda dengan organisasi nirlaba. Patrick Bishop, penulis Money-Tree Marketing, menawarkan ide ini: "Bentuklah program pengumpulan dana yang bermanfaat bagi sekolah, misalnya kartu diskon. Nah, di saat anak² sedang menjual kartu, mereka juga sedang mempromosikan bisnis Anda, lho."

7. TAWARKAN SAMPEL KARYA ANDA
Crandall menyarankan bahwa jika misalnya Anda seorang disainer web, Anda berselancar di internet, menemukan klien potensial, maka Anda bisa mengirimi mereka beberapa tips cara memperbaiki situs mereka. Atau Anda bisa lakukan kiat Anne Collins: "Awalnya, aku maunya tembak langsung aja mengajak bisnis," papar Collins, yang memiliki firma disain grafis berbasis-rumah di Laurel, Maryland, Collins Creative Services Inc., sekarang berbangga bahwa Angkatan Perang A.S. adalah salah satu klien-nya. "Terkadang aku tawarkan pekerjaan ringan secara gratis untuk menunjukkan klien potensial bagaimana kualitas pekerjaanku dan agar mereka terbiasa bekerja denganku."

8. JARINGAN / NETWORK
Jika kiat pemasaran yang ini sudah Anda dengar sebelumnya, ya memang ada alasan kuat: Kiat ini memang manjur. Bergabunglah ke dalam KADIN lokal Anda, kelompok² pengarah seperti LeTip International Inc., Leads Club, asosiasi industri Anda, atau Rotary Club. Ketika Anda bepergian, tanyalah orang² yang Anda temui: arahan apa yang mereka inginkan –dan simaklah sungguh² apa yang mereka katakan. Mereka akan mengganjar Anda setimpal.

9. PADUKAN PROMOSI DENGAN BISNIS2 LAIN
Dengan siapa Anda berbagi pelanggan? Temukan jawabannya dan cari cara bagaimana Anda dapat berpromosi satu sama lain. Jika Anda seorang humas, dekatilah penulis-cetak atau perancang grafis untuk rujukan² (referensi) klien. Atau, Anda bisa simak kelompok yang Crandall tahu ini: The Wedding Mafia, kelompok para profesional pernikahan (jurumasak, DJ, pembuat pakaian, jurupotret, dll.) yang bekerja sama melalui rujukan². Pilihan lain adalah menambahkan catatan ringkas di bagian bawah faktur Anda yang mereferensikan "seorang konsultan komputer yang hebat" kepada klien² akuntansi Anda, dan sang konsultan berbuat yang sama juga bagi Anda.

10. MENGOBROL /CHATTING ONLINE
Temukan newsgroups yang mengakomodasi audiens Anda dan bergabunglah. "Aku sih tidak memulai [ambil bagian di kelompok diskusi online] untuk berbisnis, tetapi sebagai cara menemukan informasi berbagai subjek," ujar Shel Horowitz, pemilik Accurate Writing & More yang berbasis di Northampton, Massachusetts, dan pengarang beberapa buku pemasaran, termasuk Grassroots Marketing. "Tetapi, ternyata hal itu menjadi alat pemasaran tunggal terbaik yang aku gunakan. Aku hanya perlu meluangkan waktu ku saja. [Satu] daftar saja telah membuatku mendapat sekitar 60 klien dalam lima tahun ini."

11. TAWARKAN LAPORAN BERKALA LEWAT E-NEWSLETTER
Ini, di samping, memantapkan Anda sebagai seorang ahli, juga menyediakan alat pemasaran lain yang amat penting: alamat e-mail dari klien² potensial. Anda telah membuka gerbang untuk membina hubungan dengan orang² ini dengan cara menawarkan informasi gratis. Kini mereka bisa mendekati Anda untuk berbisnis, atau Anda bisa menggunakan alamat² email ini untuk menawarkan jasa/bisnis Anda.


Pramono 'Pakde' Dewo 30 Agustus jam 23:37
(BERSAMBUNG)
READ MORE - 21 CARA MEMENANGI BISNIS (1)

Selasa, 25 Agustus 2009

Mulailah Kisah Anda Sendiri, Baik Kegagalan dan Kesuksesan!

Dalam beberapa topik dari blog ini banyak menampilkan kisah-kisah sukses dari para pengusaha entah nasional atau internasional dalam membangun bisnis mereka, saya pribadi pun menyukai dan banyak belajar dari kisah-kisah mereka dalam merintis bisnis yang jatuh bangun, tetapi dilain pihak kalau kita tidak peka, kadang-kadang kisah-kisah sukses mereka bisa membuat kita minder, dan bertanya, " Apakah kita bisa seperti mereka ? " atau pertanyaan lain, " Kalau semua bisa seperti mereka lalu kenapa banyak yang tidak berhasil ..? "

Oleh karena itu, saya menganjurkan kepada anda semua yang telah berani mengambil keputusan untuk terjun menjadi pengusaha, berapapun besar skala bisnis yang anda bangun, apapun jenis bisnis yang anda rintis, dimanapun lokasi bisnis anda berada, untuk berani membuat kisah anda sendiri dalam memulai, merintis, jatuh bangun bisnis anda sendiri sampai hari ini. Maksud saya bukanlah menyarankan anda menjadi seorang "narsis" atau ingin menyombongkan keberhasilan anda, atau agar anda merasa sejajar dengan para pengusaha sukses yang terkenal, tetapi terlebih agar kisah anda bisa menjadi bahan perenungan, analisis dan pembelajaran anda sendiri, entah kisah yang anda ceritakan mungkin masih berisi kegagalan, belum ada kisah sukses ! Disamping itu sukur-sukur kisah anda bisa bermanfaat bagi orang lain yang membaca atau mengetahuinya !

Justru dengan berani mengungkapkan kisah anda, saya yakin kreatifitas dan ide-ide baru akan muncul, entah untuk memperbaiki kegagalan atau menyempurnakan kesuksesan yang telah ada. Munculnya Kreatifitas dan ide-ide bisa dari anda sendiri, atau teman-teman anda yang membacanya seperti dalam blog ini.

Saya pribadi, pada tahun 2005, diusia yang ke-36 akhirnya berani mengambil keputusan untuk keluar dari "zona" nyaman sebagai professional dari satu perusahaan kelas menengah, yang pada waktu itu menjadi asisten direktur, dimana direkturnya adalah juga pemilik perusahaan tersebut.

Dengan partner seorang yang memiliki dana tetapi tidak memiliki keahlian, sementara saya memiliki keahlian, tetapi tidak memiliki dana, akhirnya saya memutuskan untuk memulai bisnis sejenis dengan tempat kerja saya, karena merasa yakin bahwa selain bisnis tersebut sangat berpeluang, tidak terpengaruh terhadap situasi perekonomian, dan terlebih lagi saya yakin dengan kemampuan saya sendiri, karena di perusahaan saya bekerja, banyak kebijakan dan strategi yang diambil merupakan hasil pemikiran dan ide-ide saya.

Setelah sepakat dengan investor yang menjadi partner, jumlah gaji yang akan saya terima, berikut bagian laba bersih 20 % setelah dikurangi untuk karyawan sebesar 10 %, dengan perjanjian, bahwa dalam 6 bulan telah BEP, dan 6 bulan kemudian telah menghasilkan laba bersih, tetapi apabila dalam 1 tahun tersebut rugi terus menerus, setelah 6 bulan pra operasi maka gaji yang saya terima akan dikurangi sekian puluh persen, dan apabila 6 bulan kemudian masih rugi, maka perusahaan akan ditutup dan saya harus mengundurkan diri tanpa pesangon, tetapi thd karyawan saya meminta agar tetap diberikan pesangon sebagai hak mereka, yang akhirnya disetujui.

Pada waktu menerima tawaran tsb, saya sebenarnya mengambil resiko, karena pada waktu itu, istri saya walaupun bekerja gaji yang diperoleh tidak akan mencukupi biaya hidup kami, seandainya bisnis yang saya bangun gagal dan saya mengangur untuk sementara waktu...

Dengan strategi, pembuatan laporan keungan yang baik, rekrutmen karyawan yang berpengalaman [ kebanyakan dari mereka adalah staff saya dr perusahaan sebelumnya ], pada awal tahun 2005 kami memulai bisnis dengan membuka 3 cabang, hanya 1 bulan kami rugi, bulan berikutnya telah mengalami keuntungan bersih yang terus meningkat, 4 bulan kemudian kami membuka cabang ke-4 dari hasil laba, dan setahun kemudiaan membuka cabang ke-5.

Di tahun 2006 datang bencana, dimana salah satu cabang kami mengalami penipuan "white collars crime" senilai hampir 800 juta rupiah, karena kelalaian staff kami dalam melaksanakan SOP. Di pertengahan tahun 2007, terjadi lagi kerugian, kali ini dikarenakan salah satu staff kami melakukan spekulasi atas transaksi yang saya setujui terhadap salah satu pelanggan kami yang bonafide, dan yang mana hal ini juga telah saya informasikan kepada investor yang nota bene merupakan pemilik. kerugian di pertengahan tahun 2007 sangatlah besar karena berkisar 3 milyar rupiah, dimana hampir 70 % modal kerja perusahaan habis ! Kerugian sebesar ini bisa dicegah, kalau waktu itu saya berani membuat departemen internal audit, yang terpisah dan tidak dirangkap oleh bagian accounting. karena kelalaian bagian accounting melakukan audit mingguan selama sebulan, akhirnya kepala cabang yang merupakan staff yang sangat saya percayai, melakukan manipulasi atas laporan keuangan yang dikirim setiap hari.

Kedua peristiwa ini merupakan pelajaran pahit buat saya, terutama kerugian di tahun 2007, dan pada akhirnya, pemilik atau partner saya yang juga investor, ringkasnya setelah berusaha menyelesaikan kasus tersebut yang menyangkut kepala cabang dan juga pelanggan tanpa hasil dengan tidak melibatkan saya, pada pertengahan tahun 2008, saya diminta olehnya untuk mengundurkan diri dari perusahaan, walaupun pada saat itu saya tekankan bahwa kerugian adalah resiko yang harus dihadapi, yang penting bagaimana dengan strategi kita agar kerugian tersebut bisa cepat ditutup, yang mana pada waktu itu partner saya untuk menambal kekurangan modal kerja meminta tambahan atau pinjaman kepada pihak keluarganya yang memang dari keluarga yang kaya, terutama dari warisan orang tua.

Pelajaran kedua yang pahit saya terima, yaitu dimana agar setiap perjanjian bisnis apabila kita membangun usaha berdasarkan kesepakatan dengan orang-orang lain, hendaknya dituangkan dengan sah secara notarial sehingga mempunyai kekuatan hukum yang legal, disamping juga penjelasan yang terinci mengenai hak dan kewajiban, karena hal ini saya tidak lakukan, karena perjanjian antara saya dengan investor tsb hanya dalam 2 lembar kertas dan tidak perperinci sehingga bias dan multi tafsir.

Akhirnya saya menerima permintaan pengunduran diri dengan berat hati dan juga harga diri. disamping perasaan stress dan hati yang hancur. Lebih dari 6 bulan saya menganggur, dan puji Tuhan, pada saat saya menganggur, istri saya di kantor mengalami peningkatan karir yang pesat yang mana juga diiringi dengan gaji yang lebih tinggi, sehingga bisa mencukupi biaya hidup kami sekeluarga.

Pada saat itu, walaupun ada beberapa tawaran dari investor lain untuk membuka usaha sejenis, entah teman kuliah, entah client istri saya yang mengetahui keahilan saya dalam bidang bisnis tersebut, karena trauma, saya enggan untuk membangun bisnis baru dengan investor baru, sehingga terpikir untuk kembali ke dunia kerja, dan pada saat itu sialnya krisis finansial global mulai melanda dunia termasuk indonesia, sehingga beberapa tawaran pekerjaan yang menarik dan hampir jadi, akhirnya ditunda, dengan alasan situasi ekonomi yang masih belum menentu sementara gaji yang saya minta memang cukup besar.

Selama menganggur sampai Desember 2008, dengan melakukan penghematan, aktivitas saya hanya mengantar dan menjemput anak sekolah, menemaninya belajar dan bermain, serta ini yang terpenting, mendekatkan diri kepada Tuhan, agar saya tidak stress dan gila atas kondisi tersebut, karena bagaimanapun, saya adalahs seorang ayah dan suami yang seharusnya bertanggung jawab atas keperluan rumah tangga, sementara untuk saat itu istri saya yang menanggung semuanya. Thanks to my wife, you are the great wife that my love never die !

Sekitar hari Natal tahun 2008, tiba-tiba adik saya menelpon, dan mengajak saya untuk membantu bisnis yang telah dia bangun dari 2004. untuk menindak lanjutinya akhirnya kami bertemu di salah satu mal. Pada saat itu saya hanya bertanya apa motivasi mengajak saya untuk membantu bisnisnya ? apa karena kasihan sama kakaknya yang nganggur, atau memang punya tujuan lain ? Karena dengan terus terang saya bilang kepadanya kalau karena kasihan mendingan jangan, karena kakak kamu tidak perlu dikasihani oleh kamu, kecuali Tuhan dan lagian pula saat itu saya dalam proses untuk mencoba bisnis website sesuai dengan hobby saya, karena di bulan Desember tersebut saya tengah membuat suatu program web yang akan menjadi bisnis percobaan saya. Tetapi kalau motivasinya diluar itu, saya akan analisis dulu, apakah saya mampu atau tidak !

Setelah adik saya mengatakan bahwa motivasinya bukan karena kasihan, tetapi lebih untuk memajukan usaha yang dibagun untuk menjadi nomor 1, karena menurut penilaian dia sendiri, sekarang dia berada di nomor 3 dalam usaha yang dibangun, dan merasa bahwa saya, adalah orang yang tepat.
Saya ingat kata-kata adik saya, " Daripada koko bikin kaya orang lain, kenapa tidak bikin kaya usaha adik sendiri, toh kita bersaudara, senang dan duka bisa kita lalui bersama, saya yakin koko pasti bisa membantu saya untuk mencapai visi tersebut. "

Setelah merenung dan mendiskusikan dengan istri, akhirnya saya menerima tawaran dari adik saya untuk membantu usaha yang telah dibangunya, lebih tepat usaha atau bisnis kaeluarga. Karena usaha yang dipegang oleh adik saya, tadinya hanyalah satu perusahaan yang kesulitan likuiditas, yang dibeli oleh paman saya dengan nilai puluhan juta rupiah, setelah disuntik modal puluhan juta rupiah, kemudian adik saya masuk untuk mengambil alih kepemimpinan usaha tersebut. Di tahun 2004, dengan modal kerja 60 juta rupiah, dilalui adik saya dengan jatuh bangun dan saya ingat pada tahun 2005 sampai 2006, dia sering meminjam uang kepada saya karena kesulitan cash flow, pada tahun 2005 saya juga memberikan modal tambahan beberapa puluh juta, fantastisnya, saya ingat, pada akhir 2007, ketika adik saya meminta dipasangkan software accounting, total equity yang tadinya hanya 100 jutaan, telah meningkat menjadi sekitar 500 jutaan, dan pada akhir 2008 ketika saya mulai mengembangkan usahanya di bulan januari 2009. modal sendiri telah meningkat menjadi hampir 1 milyar.

Dimulai januari 2009, saya mulai mengembangkan bisnis yang telah dirintis adik saya, menilik laporan laba rugi, dan melihat bahwa net profit margin hanya di kisaran 9 %, kemudian saya menganilis kemungkinan untuk meningkatkan net profit margin pada semua produk. Dan pada saat itu memang kesulitan enterpreneur seperti kami, adalah masalah modal kerja, karena laba yang diperoleh selalu menjadi kejar-kejaran antara hutang-piutang dan inventory. Sehingga untuk mengembangkan usaha diperlukan suntikan dana dari luar.

Pada saat itu kami mengajukan kredit ke bank pemerintah, tetapi kesulitan dalam masalah dokumen yang menyangkut tanah dan bangunan pabrik yang kami sewa, sehingga bank tidak bisa memberikan kredit. Sehingga untuk mengatasi kekurangan modal dalam berinvenstasi, saya setelah menganalisis kemungkinan laba dari modal yang dipinjam, memberanikan meminjam dari bank gelap atau rentenir yang juga teman saya, dengan tingkat bunga 4 % sebulan untuk jumlah beberapa ratus juta. untungnya karena kami berteman baik dan proposal yang saya ajukan dia yakin, teman saya tidak meminta jaminan, seperti kepada orang lain, disamping menurutnya, kalau orang lain dia pasti kenakan bunga 6-7 % !

Dari bulan Februari sampai maret dana yang diterima kami investasikan untuk membuat produk-produk, yang selama ini kami beli dari perusahaan lain, untuk meningkatkan margin laba, kalau membeli, margin laba hanya 5-10 %, maka dengan membuat sendiri maka margin laba meningkat menjadi 20-25 %. Puji Tuhan, modal yang kami pinjam dari bank gelap dengan bunga tinggi ternyata bisa kami bayar, walaupun belum kami lunasi mengingat kebutuhan modal kerja yang sangat besar.

Di bulan Mei, ketika melihat kebutuhan modal kerja yang semakin besar yang disebabkan semakin banyak produk yang kami buat sendiri, mengingat meminjam pada bank gelap, bunga saat tinggi, membuat saya mencari alternatif pinjaman ke bank swasta dengan menjaminkan rumah. Akhirnya Di bulan Juni kami menemukan bank swasta yang bersedia memberikan pinjaman tanpa mempermasalahkan kendala sebelumnya dari bank pemerintah.

Per akhir Juni, net profit margin telah meningkat rata-rata menjadi 17 %, dan pertubuhan penjualan rata-rata 20 %, saya yakin bahwa bisnis yang kami kembangkan masih bisa terus tumbuh, karena setelah saya amati dengan seksama, banyak produk yang bisa kami kembangkan lagi dan juga divisi usaha yang bisa kami dirikan, yang terpenting adalah Kreatifitas dan semangat...

Banyak perbaikan yang kami lakukan, terutama dalam sistem produksi untuk mengukur tingkat efisiensi pemakaian bahan, dan produktifitas upah kerja dengan sistem borongan. Perbaikan sistem penggajian dan numerasi karyawan, karena dibanding pesaing kami, perusahaan kami berani menanggung biaya kesehatan karyawan berikut keluarganya termasuk biaya perawatan rumah sakit !

Satu pelajaran yang saya petik, bahwa dibidang usaha manapun, walaupun tanpa pengalaman pada bidang usaha tersebut, bisa kita terjuni asal memiliki semangat, keingin tahuan, kreatifitas dan kerja keras ! Gagal dalam bidang satu usaha belum tentun gagal dalam bidang usaha lain yang berbeda ! Jadi buat saya memang benar kata-kata adik saya, " Buat apa koko bikin kaya orang atau perusahaan lain, mendingan perusahaan keluarga sendiri, toh hasil kita nikmati bersama, kerugian juga kita tanggung bersama.."

Ini Kisah saya, bagaimana kisah anda ?????
Semoga kisah saya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Kiriman 1
Anton Leonard J menulispada 05 Agustus 2009 jam 5:02


READ MORE - Mulailah Kisah Anda Sendiri, Baik Kegagalan dan Kesuksesan!

Senin, 24 Agustus 2009

Mencari Pekerjaan Sesuai Kepribadian

Anda pasti setuju dengan pernyataan, bahwa untuk bisa total mengerjakan sebuah pekerjaan, harus mencintai pekerjaan tersebut. Namun, bagaimana bisa mencintai pekerjaan yang ada sekarang, jika sebenarnya pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan kepribadian?


Sama seperti ketika Anda mencari pasangan hidup, Anda menginginkan karier yang bisa cocok dengan karakter Anda, bukan berkonflik dengannya. Contoh, jika Anda adalah tipe orang yang aktif dan supel, Anda mungkin akan sulit untuk bekerja di balik meja seharian. Begitu juga sebaliknya, jika Anda adalah orang yang pemalu, Anda mungkin akan tak nyaman jika harus berhubungan dengan banyak orang. Begitu pun, jika Anda adalah orang yang lebih senang bekerja sendiri, pasti tak akan nyaman bekerja dalam sebuah tim.

Berikut adalah 6 tipe kepribadian beserta dengan pekerjaan yang sekiranya cocok dengan kepribadian tersebut. Namun, perlu dicatat, beberapa pekerjaan atau profesi yang tercantum memerlukan pendidikan, pelatihan, dan kualifikasi tertentu.

Artistik
Kepribadian semacam ini adalah mahluk kreatif sejak diciptakan. Mereka memiliki imajinasi yang sangat luas. Tipe semacam ini senang mengekspresikan dirinya melalui hasil karya. Mereka lebih nyaman bekerja tanpa aturan, dan senang bekerja yang berkaitan dengan bentuk, desain, warna, kata, dan pola. Profesi yang cocok untuk tipe kepribadian ini: editor, desainer grafis, guru drama atau kesenian, arsitek lanskap, pembuat produk, dan produser.

Konvensional
Tipe kepribadian semacam ini menyenangi segala hal yang konvensional, seperti aturan, prosedur, jadual, dan instruksi. Mereka senang bekerja dengan detail dan data ketimbang harus mengutarakan ide. Tipe semacam ini senang dengan rutinitas dan urutan, segala yang keteraturan. Tipe pekerjaan yang cocok untuk tipe semacam ini antara lain; akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan, dan penulis teknis.

Wirausahawan
Tipe wirausahawan adalah orang yang pandai memimpin. Mereka jeli melihat sebuah hasil kerja dari awal hingga akhir, khususnya yang berhubungan dengan bisnis. Mereka tipe pelaku, bukan pemikir, dan lebih senang melihat “gambaran besar” ketimbang gambar-gambar kecil yang justru sebagai fondasi awalnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang seperti ini adalah; agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur program, dan sales manager .

Penyelidik
Tipe seperti ini senang bekerja sendiri, karena dia senang menyelidiki sesuatu. Mereka lebih senang menggunakan logika ketimbang imajinasi, menyelesaikan masalah dan misteri, menyatukan hal-hal yang tercerai seperti puzzle, presisi, dan ilmu pasti. Pekerjaan yang memerlukan atensi mendetail amat membuatnya merasa senang. Profesi yang tepat untuk tipe kepribadian seperti ini adalah; analis sistem komputer, pengurus perpustakaan, optometris, profesor ilmu alam, insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.

Realistik
Senang dengan hasil akhir, tipe ini adalah orang yang menyukai soal dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan perhiasan. Profesi yang tepat untuk tipe realistis adalah ahli elektro, ahli nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.

Sosialis
Sosialis senang membantu orang lain dan bekerja di dalam tim. Mereka pandai berkomunikasi dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih baik bicara dengan orang lain ketimbang bekerja dengan mesin atau data. Pekerjaan yang terbaik untuk mereka adalah untuk membuatnya bertemu dengan orang lain, seperti pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa, guru, dan motivator.

NAD 
Sumber : careerbuilder
Jumat, 14 Agustus 2009 | 22:49 WIB
KOMPAS.com


READ MORE - Mencari Pekerjaan Sesuai Kepribadian

Jangan Takut Melakukan Kesalahan

Namanya saja manusia, tentunya tak luput dari kesalahan, terutama ketika bekerja. Kesalahan baik yang kecil maupun besar, tentunya pernah kita lakukan. Salah membuat laporan, tidak akurat membuat data, dan sebagainya. Perasaan apa yang biasanya muncul saat itu? Kebanyakan rasa takut dan merasa bersalah.


Sebenarnya wajar saja bila perasaan negatif muncul setelah kesalahan yang dilakukan. Namun, jangan sampai itu memengaruhi kinerja Anda. Melakukan kesalahan adalah manusiawi. Yang penting, bagaimana caranya agar dari kesalahan ini kita mendapatkan pelajaran dan pengalaman baru yang sangat bermanfaat baik untuk karier dan kedewasaan kita.

Semua orang, termasuk atasan Anda, tentu pernah juga melakukan kesalahan dalam pekerjaan. Bahkan mungkin kesalahan lah yang membuat atasan Anda mendapatkan posisinya sekarang. Sebab, kemampuan seseorang menangani masalah dapat juga dilihat dari bagaimana ia memperbaiki kesalahannya sendiri. Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan pekerja dan cara mengatasinya.

1. Lupa mengerjakan tugas penting dari atasan
Beberapa minggu lalu atasan memberikan tugas penting, tapi ketika ditagih, Anda malah bengong. Hal itu sering terjadi terutama ketika pekerjaan sedang menumpuk. Anda biasanya tidak bisa menentukan prioritas sehingga tugas penting dari atasan terabaikan.

Solusi: Jika sudah begini, lebih baik mengaku saja kalau Anda lupa mengerjakannya dan segera minta maaf. Jika atasan masih memberikan kesempatan, lakukan segera tugas tersebut dan selesaikan sebaik-baiknya. Jangan coba-coba untuk berbohong. Bayangkan jika Anda berbohong, dan atasan langsung meminta tugas tersebut. Track record Anda akan rusak dan dia bakal sulit mempercayai Anda lagi.

2. Presentasi berantakan
Saat memberikan presentasi di depan rapat tentang hasil kerja, pemikiran atau ide merupakan saat-saat penting bagi karier Anda. Pada saat presentasi ini, tak jarang persiapan yang kita lakukan tidak maksimal. Alhasil, karena presentasi yang tidak matang, sebuah ide brilian menguap begitu saja.

Solusi: Agar hal itu tidak terjadi lagi, selalu persiapkan presentasi dengan baik dan detail. Sampaikan data yang lengkap, analisis, hingga prediksi Anda. Persiapkan bahan presentasi jauh-jauh hari. Jika Anda tidak terlalu fasih berbicara, sebaiknya materi presentasi dibuat sejelas mungkin, sehingga Anda tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Gunakan saja bahasa visual untuk menjelaskan maksud Anda.

3. Telat membuat laporan
Atasan meminta laporan pagi hari dan Anda baru menyerahkannya sore hari. Jika hal itu terjadi, ungkapkan dengan jelas alasan Anda telat memberikannya. Jangan sampai menunggu ia menegur Anda.

Solusi: Sekali-dua kali telat memberi laporan mungkin akan dimaafkan, tetapi bila sudah menjadi agenda tetap, wah... atasan bisa mencap Anda si tukang telat. Poin Anda di mata atasan pun menurun. Coba telusuri apa sih yang jadi penyebab keterlambatan Anda? Kemudian coba perbaiki satu per satu akar permasalahannya.

4. Mengecewakan klien
Banyak hal yang bisa membuat klien kecewa dan kita terkadang tidak menyadarinya. Kita baru sadar ketika sudah ada complain. Klien memang tidak selalu puas, dan jika Anda mengecewakan mereka, segera analisa penyebabnya.

Solusi: Cara terbaik memperbaiki kesalahan terhadap klien adalah dengan melakukan pendekatan personal. Terima saja complain-nya, tanpa bersikap defensif. Setelah itu, perbaiki kesalahan Anda. Yakinkan padanya bahwa Anda tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.

5. Tidak berkoordinasi dengan baik
Koordinasi selalu dibutuhkan dalam setiap pekerjaan. Bukan hanya bagi pekerja tim, tetapi juga pekerja individu. Inti dari koordinasi adalah komunikasi yang baik. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pekerja adalah tidak membuat koordinasi yang baik dengan pihak atau divisi lain. Contohnya, pembagian tugas dan wewenang dalam pekerjaan yang seharusnya dikerjakan orang lain, atau malah melimpahkan pekerjaan pada orang lain. Jika sudah demikian yang kemudian terjadi adalah konflik dan salah paham.

Solusi: Untuk itu, sebelum memulai pekerjaan ketahuilah sedetail mungkin pembagian tugas, wewenang, serta tanggung jawabnya. Kemudian, lakukan pengawasan dalam perjalanannya, jangan lepas tangan begitu saja. Sehingga kesalahan-kesalahan kecil bisa segera diantisipasi. Cobalah untuk memperbaiki setiap kesalahan yang Anda lakukan dalam pekerjaan, dan jangan ulangi kesalahan yang sama. Buatlah setiap kesalahan menjadi pelajaran yang bisa meningkatkan karier dan tentunya kualitas diri Anda.

Fatima Roslan
Kamis, 6 Agustus 2009 | 17:37 WIB
KOMPAS.com

READ MORE - Jangan Takut Melakukan Kesalahan

Get your account:

Photobucket
Photobucket
 

Copyright © 2009 by Swamitra Mandiri